TEKNIK PENELUSURAN GOA VERTIKAL
S Sampai dengan saat ini, ada beberapa sistem
yang digunakan dalam penelusuran gua vertikal. Yang dianggap terbaik karena
efektifitasnya adalah Single Rope Technique (SRT).
S RT hanya menggunakan satu tali tunggal, dan
menggunakan prinsip pemindahan beban ketika menaiki tali tersebut, sehingga
menggunakan dua alat naik.
Peralatan Penelusuran Gua Vertikal
Disini hanya akan
dibahas mengenai peralatan yang digunakan untuk keperluan SRT, dan sedikit
alternatifnya.
A. Peralatan Pribadi
Perlengkapan/peralatan
yang disebutkan di bawah ini merupakan perlengkapan yang harus melekat pada
seorang penelusur gua pada saat melakukan penelusuran gua vertikal. Secara
garis besar peralatan yang harus dikenakan pribadi dibagi menjadi 3, yaitu alat
untuk naik, alat untuk turun dan peralatan penunjang.
Peralatan Naik (ascender)
Ada beberapa jenis peralatan yang dapat dikategorikan dalam ascender, yang memiliki keistimewaan apabila terbeban akan semakin mengunci ke tali.
Ada beberapa jenis peralatan yang dapat dikategorikan dalam ascender, yang memiliki keistimewaan apabila terbeban akan semakin mengunci ke tali.
1. Foot Loop Jammer
Alat ini akan digunakan oleh tangan untuk menarik beban badan, dihubungkan dengan webbing ke sit harness, sehingga juga menjadi pengaman kita. Pada alat ini ditempatkan foot-loop (sling injak) dan security link (tali pengaman). Alat ini menggunakan gigi-gigi runcing untuk mencengkram mantel dari tali, sehingga semakin terbeban akan semakin mengunci ke tali. Yang biasa digunakan sebagai Foot Loop Jammer adalah Jumar produksi Petzl, yang memiliki dua warna, kuning untuk tangan kiri, dan biru untuk tangan kanan. Ada beberapa jenis ascender lain yang memiliki bentuk dan fungsi hampir sama dengan Jumar Petzl, diantaranya CMI Jammer.
Alat ini akan digunakan oleh tangan untuk menarik beban badan, dihubungkan dengan webbing ke sit harness, sehingga juga menjadi pengaman kita. Pada alat ini ditempatkan foot-loop (sling injak) dan security link (tali pengaman). Alat ini menggunakan gigi-gigi runcing untuk mencengkram mantel dari tali, sehingga semakin terbeban akan semakin mengunci ke tali. Yang biasa digunakan sebagai Foot Loop Jammer adalah Jumar produksi Petzl, yang memiliki dua warna, kuning untuk tangan kiri, dan biru untuk tangan kanan. Ada beberapa jenis ascender lain yang memiliki bentuk dan fungsi hampir sama dengan Jumar Petzl, diantaranya CMI Jammer.
2. Chest Jammer
Alat untuk naik yang prinsipnya hampir sama dengan Jumar, namun bentuknya lebih ringkas (tidak ada pegangan untuk tangan), dan dihubungkan langsung dengan Sit Harness dan Chest Harness, selain sebagai alat naik, juga berguna untuk menjaga agar badan tetap sejajar dengan tali. Chest Jammer keluaran Petzl biasa disebut Croll yang memang sudah dirancang untuk kepentingan SRT.
Alat untuk naik yang prinsipnya hampir sama dengan Jumar, namun bentuknya lebih ringkas (tidak ada pegangan untuk tangan), dan dihubungkan langsung dengan Sit Harness dan Chest Harness, selain sebagai alat naik, juga berguna untuk menjaga agar badan tetap sejajar dengan tali. Chest Jammer keluaran Petzl biasa disebut Croll yang memang sudah dirancang untuk kepentingan SRT.
Jumar dan Croll
merupakan dua alat utama yang digunakan dalam SRT, ketika badan kita
menggunakan Croll sebagai pengaman, dalam artian beban kita bergantung di
Croll, tangan kita dapat menggunakan Jumar untuk menambah ketinggian.
Peralatan Turun (Descender)
1. Figure Of Eight
Dapat digunakan sebagai alat turun, namun dalam SRT hal ini tidak dianjurkan, mengingat Figure Of Eight mengandalkan friksi dengan tali dengan cara membelokkan arah tali, sementara tali yang digunakan di SRT adalah Tali Statis yang akan lebih mudah rusak apabila arah gayanya diubah.
Dapat digunakan sebagai alat turun, namun dalam SRT hal ini tidak dianjurkan, mengingat Figure Of Eight mengandalkan friksi dengan tali dengan cara membelokkan arah tali, sementara tali yang digunakan di SRT adalah Tali Statis yang akan lebih mudah rusak apabila arah gayanya diubah.
2. Bobin Descender
Alat yang dikeluarkan Petzl ini, dikhususkan penggunaannya untuk menuruni tali pada SRT, yang digunakan adalah Bobin Single Rope. Bobin digunakan oleh orang yang sudah terbiasa menuruni tali dengan SRT, karena tidak memiliki kunci pengaman, kontrol kecepatan diatur oleh tangan kita.
Alat yang dikeluarkan Petzl ini, dikhususkan penggunaannya untuk menuruni tali pada SRT, yang digunakan adalah Bobin Single Rope. Bobin digunakan oleh orang yang sudah terbiasa menuruni tali dengan SRT, karena tidak memiliki kunci pengaman, kontrol kecepatan diatur oleh tangan kita.
3. Rack
Rack memiliki batang-batang yang dapat dirubah posisinya, untuk mengatur friksi antara alat dengan tali, hal ini akan mempengaruhi kecepatan. Rack akan relatif lebih dingin setelah pengunaan jangka panjang.
Rack memiliki batang-batang yang dapat dirubah posisinya, untuk mengatur friksi antara alat dengan tali, hal ini akan mempengaruhi kecepatan. Rack akan relatif lebih dingin setelah pengunaan jangka panjang.
4. Auto Stop Descender
Auto Stop merupakan alat turun yang paling aman untuk digunakan dalam melakukan SRT. Hal ini karena Auto Stop dilengkapi dengan sistem kunci otomatis, dan dapat dipasang tanpa melepaskannya dari kaitan ke harness.
Auto Stop merupakan alat turun yang paling aman untuk digunakan dalam melakukan SRT. Hal ini karena Auto Stop dilengkapi dengan sistem kunci otomatis, dan dapat dipasang tanpa melepaskannya dari kaitan ke harness.
Peralatan Penunjang
Merupakan peralatan yang juga harus dikenakan ketika melakukan SRT, yang digambarkan disini adalah prinsip-prinsipnya, bisa digunakan benda lain dengan prinsip sama
Merupakan peralatan yang juga harus dikenakan ketika melakukan SRT, yang digambarkan disini adalah prinsip-prinsipnya, bisa digunakan benda lain dengan prinsip sama
1. Sit Harness
Ada berbagai jenis Sit Harness, untuk keperluan SRT Petzl khusus mengeluarkan Avanti. Sit Harness ini berbeda dengan harness untuk keperluan memanjat ataupun canyoning. Avanti dapat diubah ukurannya sesuai dengan badan kita, karena dalam melakukan SRT, ukurannya harus benar-benar tepat agar terasa nyaman.
Ada berbagai jenis Sit Harness, untuk keperluan SRT Petzl khusus mengeluarkan Avanti. Sit Harness ini berbeda dengan harness untuk keperluan memanjat ataupun canyoning. Avanti dapat diubah ukurannya sesuai dengan badan kita, karena dalam melakukan SRT, ukurannya harus benar-benar tepat agar terasa nyaman.
2. Linking Maillon
Semacam karabiner tetapi tidak memiliki sebuah gate (pintu dengan per). Maillon sangat kuat, terdiri dari berbagai tipe dan ukuran. Linking Maillon gunanya sebagai penghubung foot-loop jammer dengan foot-loop dan safety link. Alternatif lain dapat menggunakan small oval screwgate carabiner.
Semacam karabiner tetapi tidak memiliki sebuah gate (pintu dengan per). Maillon sangat kuat, terdiri dari berbagai tipe dan ukuran. Linking Maillon gunanya sebagai penghubung foot-loop jammer dengan foot-loop dan safety link. Alternatif lain dapat menggunakan small oval screwgate carabiner.
3. Foot Loop
Atau tangga, digunakan waktu naik meniti tali. Foot loop merk “Camp” dapat dipanjang dan pendekkan sesuai dengan keperluan. Alternatif lain memakai etrier atau sling.
Atau tangga, digunakan waktu naik meniti tali. Foot loop merk “Camp” dapat dipanjang dan pendekkan sesuai dengan keperluan. Alternatif lain memakai etrier atau sling.
4. Security Link
Disebut juga “safety link”, gunanya sebagai safety pada waktu naik. Terbuat dari Dynamic Climbing Rope, berdiameter 9mm. Panjangnya sejangkau tangan atau lebih. Pada kedua ujungnya dibuat “figure of eight knot”. Ujung pertama di foot loop jammer dan ujung lainnya di attachment pada sit harness. Bisa juga menggunakan webbing.
Disebut juga “safety link”, gunanya sebagai safety pada waktu naik. Terbuat dari Dynamic Climbing Rope, berdiameter 9mm. Panjangnya sejangkau tangan atau lebih. Pada kedua ujungnya dibuat “figure of eight knot”. Ujung pertama di foot loop jammer dan ujung lainnya di attachment pada sit harness. Bisa juga menggunakan webbing.
5. Chest Harness
Merupakan harness khusus di dada. Bentuknya seperti angka delapan. Chest harness berguna untuk menempatkan “petzl croll” waktu naik, sehingga badan tetap sejajar dengan tali. Figure of eight chest harness merupakan perlengkapan standar. Alternatif lain memakai sling/chest strap.
Merupakan harness khusus di dada. Bentuknya seperti angka delapan. Chest harness berguna untuk menempatkan “petzl croll” waktu naik, sehingga badan tetap sejajar dengan tali. Figure of eight chest harness merupakan perlengkapan standar. Alternatif lain memakai sling/chest strap.
6. Main Attachment
Delta maillon 10mm adalah main attachment. Terbuat dari baja (steel) atau aluminium. Main attachment merupakan tempat utama untuk berbagai kaitan/sangkutan. Selain untuk mengunci sit harness, delta maillon juga untuk mengkaitkan croll, security link, cow’s tail dan descender. Untuk posisi main attachment tidak pernah digunakan carabiner.
Delta maillon 10mm adalah main attachment. Terbuat dari baja (steel) atau aluminium. Main attachment merupakan tempat utama untuk berbagai kaitan/sangkutan. Selain untuk mengunci sit harness, delta maillon juga untuk mengkaitkan croll, security link, cow’s tail dan descender. Untuk posisi main attachment tidak pernah digunakan carabiner.
7. Cow’s tail
Sebagai pengaman pada saat melewati sambungan tali dan pindah anchor, waktu menuruni tali atau menaiki tali. Cow’s tail dapat dibuat dari “climbing rope 11mm”. Panjangnya kemudian dilipat dua tidak sama panjang. Masing-masing ujungnya dibuat figure of eight knot juga bagian tengahnya, bagian yang membagi dua. “loop” pada bagian tengah ini dikaitkan pada delta maillon.
Sebagai pengaman pada saat melewati sambungan tali dan pindah anchor, waktu menuruni tali atau menaiki tali. Cow’s tail dapat dibuat dari “climbing rope 11mm”. Panjangnya kemudian dilipat dua tidak sama panjang. Masing-masing ujungnya dibuat figure of eight knot juga bagian tengahnya, bagian yang membagi dua. “loop” pada bagian tengah ini dikaitkan pada delta maillon.
8. Karabiner
Oval karabiner digunakan untuk cow’s tail sedangkan oval screw gate karabiner untuk descender. Pada umumnya dalam penelusuran gua vertikal digunakan ‘oval screw gate carabiner’.
Oval karabiner digunakan untuk cow’s tail sedangkan oval screw gate karabiner untuk descender. Pada umumnya dalam penelusuran gua vertikal digunakan ‘oval screw gate carabiner’.
9. Helmet
Merupakan perlengkapan
vital dan wajib dikenakan oleh para penelusur gua. Gunanya untuk melindungi
kepala dari kemungkinan terbentur atau tertimpa batu. ‘Petzl helmet’
diperlengkapi dengan lampu karbit.
gambar 8. peralatan
pribadi SRT
PERLENGKAPAN TIM
1. Tali
Tali yang dipakai dalam
penelusuran gua vertikal, harus mempunyai karakteristik sebagai berikut : kuat,
memiliki daya tahan terhadap gesekan, daya lentur kecil dan dapat menyerap
kejut. Speleo rope memenuhi syarat ini. Biasanya, spleleo rope yang dipakai
berdiameter 9,5 mm sampai 11 mm.
Pemeliharaan : Untuk memperpanjang umur tali, jauhkan dari asam (acid), alkali,
hindarkan dari kemungkinan gesekan dengan batu, atau gunakan “rope pad” (alas
tali). Cucilah tali setelah digunakan, tetapi jangan memakai sabun, pakailah
sikat halus. Jemur tali di tempat teduh da berangin, jangan sekali-kali
menjemur di panas matahari.
2. Webbing
Disebut juga tape (pita)
terbuat dari nilon. Digunakan untuk membuat harness, anchor, dan lain-lain.
3. Perlengkapan lainnya
Perlengkapan lain yang
diperlukan seperti tas untuk membawa tali (rucksack, tackle bag), juga untuk
membawa perlengkapan lainnya. Alat penerangan seperti lampu batre, lampu
karbit, atau lainnya. Sebaiknya membawa batre atau karbit cadangan. Untuk
membawa karbit dapat digunakan ban dalam mobil atau motor.
Untuk mengarungi sungai
di dalam gua diperlukan perahu karet khusus.
Tali Temali (Knots)
Merupakan pengetahuan
dasar yang wajib diketahui oleh penelusur gua. Simpul-simpul yang biasa
digunakan di dalam penelusuran gua, yaitu:
1. Bowline
Digunakan untuk membuat
anchor karena sifatnya yang semakin mengikat apabila mendapat beban. Bowline
juga digunakan dalam teknik rescue. Waktu membuat simpul ini, ujung tali harus
overhand knot.
gambar 9. Bowline dan
Figure of 8
2. Figure of eight
Merupakan simpul yang
paling penting karena sering digunakan. Mudah membuatnya dan melepaskannya.
Dipakai untuk membuat anchor, sebagai tali belay dan untuk menyambung tali.
3. Tape knot
Simpul ini digunakan
untuk menyambung webbing dengan menggabungkan kedua ujungnya. Tidak ada simpul
lain untuk keperluan tersebut.
4. Butterfly knot
Berfungsi untuk mengikat
tali yang patah sehingga tidak terbeban. Simpul ini untuk tali dengan beban
vertikal.
5. Prusik knot
Untuk prusikking (naik
tali dengan bantuan prusik)
gambar 10. Tape Knot dan
Prusik Knot
Sistim Anchor
Anchor merupakan sebuah
“titik keamanan”. Anchor yang baik, menjamin keselamatan penelusur gua, saat
menuruni sumuran (potholing) maupun pada saat kembali naik. Dalam verical
caving dikenal sistim “back up” dengan menggunakan beberapa titik (point).
Selain untuk keamanan juga agar tali tergantung bebas (hang belay) , guna
menghindari gesekan batu.
Kegunaan lain anchor
adalah , untuk membelay dan untuk keperluan tertentu, seperti hauling,
lowering, rescue dll.
Ada dua macam sistim
anchor, yaitu :
1. Anchor Alam (Natural Anchor)
Natural Anchor relatif
sangat kuat, dengan memanfaatkan batu, pohon dan lain-lain. Caranya dengan
melingkarkan sling pada batu atau pohon. Dapat juga langsung menggunakan tali,
dengan simpul bowline.
gambar 11. Natural
Anchor dan Artificial Anchor
2. Artificial Anchor
Dinding gua biasanya
tidak mempunyai rekahan, polos dan licin. Karenanya dibuat anchor buatan. Dalam
vertikal caving, dapat menggunakan ‘bolt’, sedangkan piton dan chock jarang
digunakan. Dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan :
2. 1 Posisi Anchor : Posisi yang benar akan menghindarkan tali dari gesekan batu
2.2 Periksa keadaan dinding gua sebelum dipasang anchor, dengan cara mengetukkan
hammer ke dinding gua. Bunyi gaung yang hampa menandakan batu yang rapuh.
gambar 12. rigging the
rope
Abseiling (teknik menuruni tali)
Dengan sistem SRT,
teknik menuruni menjadi sangat mudah dan nyaman, dibandingkan dengan penggunaan
tangga gantung yang rumit. Yang harus diingat ialah ketika melakukan SRT badan
kita harus selalu berada dalam kondisi aman, dalam artian ada paling tidak satu
buah pengaman yang menjaga apabila terjadi sesuatu. Dalam hal ini, pengaman
yang paling terakhir dilepas dan paling awal dipasang adalah Cow’s Tail.
Cara menuruni tali :
Pertama pasang cow’s
tail pada back up belay, kemudian pasang tali pada descender. Setelah descender
terpasang, lepaskan cow’s tail dan lakukan abseiling. Tangan kiri pada
descender, sedangkan tangan kanan memegang tali bawah sebagai kontrol laju pada
waktu turun.
Kecepatan waktu
abseiling sebaiknya konstan, jangan terlalu cepat atau tersendat-sendat selain
berbahaya juga akan merusak tali. Untuk mengurangi laju percepatan gunakan
carabiner untuk menambah friksi. Carabiner ini dikaitkan pada main attachment.
Sebelum melakukan abseiling, jangan lupa membuat simpul pada ujung tali.
gambar 12. memasang dan
mengunci autostop
Pindah Anchor (passing a re-bellay on the descend)
Seringkali pada saat
penelusuran gua harus memasang anchor lebih dari satu. Untuk dapat melewati
anchor waktu turun atau naik, diperlukan pengetahuan atau teknik pindah anchor.
Teknik pindah atau melewati anchor :
- Pasang cow’s tail
pendek pada anchor, pada saat posisi descender sejajar dengan anchor.
- Turun lagi sampai beban ada pada cow’s tail pendek, pasang cow’s tail panjang pada hang belay, buka descender yang sudah bebas beban.
- Buka cow’s tail pendek dengan cara berdiri pada foot loop.
- Lanjutkan abseiling, lepaskan cow’s tail panjang dan lepas foot loop jammer.
- Turun lagi sampai beban ada pada cow’s tail pendek, pasang cow’s tail panjang pada hang belay, buka descender yang sudah bebas beban.
- Buka cow’s tail pendek dengan cara berdiri pada foot loop.
- Lanjutkan abseiling, lepaskan cow’s tail panjang dan lepas foot loop jammer.
Pindah Sambungan (Passing a knot on the descend)
Kadang-kadang tali yang
digunakan untuk menuruni gua tidak cukup panjang dan harus disambung dengan
tali lain agar dapat mencapai dasar.
Teknik melewati sambungan :
- Turunkan descender
hingga menyentuh sambungan tali
- Pasang cow’s tail pada safety loop figure of eight
- Pasang chest jammer, croll pada tali di atas descender, jangan terlalu jauh atau terlalu dekat
- Buka descender dan pasang di tali bawah sambungan dengan posisi mengunci
- Buka croll, dengan bantuan foot loop
- Lanjutkan abseiling setelah melepas cow’s tail dan foot loop jammer.
- Pasang cow’s tail pada safety loop figure of eight
- Pasang chest jammer, croll pada tali di atas descender, jangan terlalu jauh atau terlalu dekat
- Buka descender dan pasang di tali bawah sambungan dengan posisi mengunci
- Buka croll, dengan bantuan foot loop
- Lanjutkan abseiling setelah melepas cow’s tail dan foot loop jammer.
Prussiking (teknik menaiki tali)
Yaitu bagaimana supaya
penelusur gua dapat tiba kembali ke permukaan. Dalam vertikal caving, telah
dikembangkan berbagai teknik memakai tali dengan kelemahan dan kelebihannya.
Ada dua system, yaitu :
1. Rope Walking System
Ciri utama dari sistim
ini adalah kedua kaki diikat pada ascender yang terpisah, sehingga setiap kaki
dapat bergerak dengan bebas. Gerakan yang terlihat seperti seorang yang sedang
menaiki tangga. Semakin tegak badan seseorang, semakin efisien sistim ini
berjalan. Rope walking system terdiri dari Floating system, Basis Mitchell
system, Pigmy system dan gabungan ketiganya.
gambar 13. sit-stand
system
2. Sit-stand system
Berbeda dengan rope
walking system, pada sistim ini tidak menggunakan dua ascender, tetapi cukup
hanya satu ascender. Kedua kaki bergerak bersama, sehingga beban ditopang
bersama. Keuntungannya kaki tidak cepat capai dan mudah untuk istirahat. Sit
stand system terdiri dari frog system, inchworm system, texas system dan a one
ascender prusik system. Dari keempat sistim, frog system paling sering
digunakan karena efisien dan aman.
Frog system menggunakan
satu jummar dan chest jammer croll di dada. Tangan kanan mendorong jumar ke
atas, sehingga kedua kaki dalam foot loop berada dalam posisi terlipat. Pada
posisi berdiri, croll ikut bergerak ke atas, sampai berada di bawah jummar.
Demikian seterusnya.
Pindah anchor (passing a re-belay on the ascend)
Seperti pada abseiling,
teknik melewati anchor waktu naik tidak banyak berbeda. Teknik melewati anchor
:
- Pasang cow’s tail pada
anchor
- Pindahkan foot loop jammer ke tali di atas anchor berdiri
- Berdiri di foot loop, buka croll dan pasang pada tali atas.
- Buka cow’s tail dan lanjutkan ascending.
- Pindahkan foot loop jammer ke tali di atas anchor berdiri
- Berdiri di foot loop, buka croll dan pasang pada tali atas.
- Buka cow’s tail dan lanjutkan ascending.
Pindahan sambungan (passing a knot in the ascend)
- Pasang cow’s tail pada
‘safety loops’ figure of eight knot.
- Pindahkan foot loop jammer ke tali di atas sambungan.
- Berdiri di foot loop, buka croll dan pasang tali atas.
- Buka cow’s tail dan lanjutkan ascending.
- Pindahkan foot loop jammer ke tali di atas sambungan.
- Berdiri di foot loop, buka croll dan pasang tali atas.
- Buka cow’s tail dan lanjutkan ascending.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking